Red Tourism

Red Tourism, Wisata Patriotik Tiongkok

Beritasejarah – Red Tourism tengah menjadi sorotan global sebagai bentuk baru wisata sejarah yang menggabungkan edukasi, nasionalisme, dan hiburan. Red Tourism merujuk pada perjalanan ke situs-situs bersejarah yang terkait dengan revolusi Partai Komunis Tiongkok. Salah satu pusatnya adalah Kota Zunyi di Provinsi Guizhou, tempat penting dalam sejarah revolusi yang kini berubah menjadi destinasi wisata unggulan. Lonjakan pengunjung, terutama dari kalangan muda, menunjukkan meningkatnya ketertarikan terhadap narasi perjuangan dan identitas nasional.

Fenomena ini tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata. Tetapi juga menjadi bagian dari strategi pemerintah Tiongkok untuk memperkuat rasa patriotisme generasi baru. Dengan menelusuri lokasi bersejarah, wisatawan di ajak memahami perjuangan masa lalu sekaligus menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme dalam konteks modern.

Dari Zunyi ke Beijing: Jejak Revolusi yang Dihidupkan Kembali

Red Tourism kini merambah banyak wilayah di Tiongkok, dari Zunyi hingga Yan’an, bahkan ke museum dan monumen revolusi di Beijing. Setiap lokasi memiliki nilai simbolis tersendiri yang di kemas ulang secara menarik — dengan pameran interaktif, pertunjukan multimedia, hingga paket wisata bertema “jejak pahlawan.” Bagi banyak pengunjung muda, pengalaman ini menjadi cara baru untuk memahami sejarah lewat teknologi dan narasi visual yang kuat.

“Sensasi Dry Brushing: Rahasia di Balik Kulit Sehalus Sutra”

Namun, para pengamat mencatat bahwa Red Tourism juga berfungsi sebagai alat diplomasi budaya dalam negeri, menguatkan citra Partai Komunis di tengah era digital. Dengan pendekatan yang lebih emosional dan visual, wisata ini menyentuh sisi kebanggaan nasional sekaligus membuka peluang ekonomi bagi daerah-daerah yang dulu jarang di lirik wisatawan.

Antara Nostalgia, Ideologi, dan Ekonomi Wisata Baru

Red Tourism mencerminkan bagaimana sejarah dapat di olah menjadi komoditas wisata tanpa kehilangan muatan ideologinya. Pemerintah Tiongkok mendorong program ini bukan hanya untuk mengenang masa lalu. Tetapi juga sebagai bentuk “soft power” domestik—mempromosikan persatuan dan kebanggaan nasional. Di sisi lain, peningkatan kunjungan ke situs revolusi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata, kuliner, dan cendera mata bertema revolusi.

Meski ada kritik bahwa beberapa lokasi cenderung menonjolkan narasi resmi dan mengabaikan sisi kelam sejarah, Red Tourism tetap menjadi fenomena penting dalam lanskap budaya modern Tiongkok. Di tengah persaingan global dan arus modernisasi, wisata patriotik ini menjadi cara unik negeri Tirai Bambu menjaga hubungan antara masa lalu dan masa depannya.

“Missing Baryon: Jejak yang Hilang di Alam Semesta”