
Ketika Sejarah Mengulang Diri: Jejak Lama dalam Isu Global
Beritasejarah – Ketika Sejarah Mengulang Diri, dunia kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak konflik dan dinamika global saat ini bukanlah sesuatu yang baru. Dari ketegangan geopolitik hingga diplomasi internasional, jejak sejarah panjang masih menjadi latar belakang yang tak terhindarkan dalam memahami situasi global terkini. Peristiwa seperti konflik Iran–Israel, pertemuan negara-negara BRICS. Hingga upaya gencatan senjata di berbagai belahan dunia, semua memiliki benang merah yang merentang jauh ke masa lalu.
Konflik Iran–Israel: Jejak Sejarah yang Tak Pernah Usai
Ketika Sejarah Mengulang Diri, konflik Iran–Israel menjadi bukti nyata bagaimana masa lalu membentuk ketegangan masa kini. Perseteruan ini bukan hanya tentang isu teritorial atau ideologi saat ini, melainkan juga soal akar sejarah yang panjang dan dalam. Sejak revolusi Iran tahun 1979, hingga isu nuklir dan pengaruh geopolitik di Timur Tengah. Keduanya berada dalam posisi saling mencurigai, membangun aliansi, dan saling unjuk kekuatan.
Peran Amerika Serikat dalam mendukung Israel, serta kedekatan Iran dengan kelompok-kelompok bersenjata seperti Hizbullah dan Hamas, memperkeruh dinamika yang terus berulang. Ketegangan yang kadang reda, lalu memanas kembali, menunjukkan bahwa tanpa penyelesaian mendasar yang mengakui konteks historis, konflik ini akan terus menjadi lingkaran berulang—seperti kaset rusak sejarah yang terus berputar.
“Jejak Gaib Nusantara: Cerita Rakyat yang Masih Hidup”
BRICS dan Perubahan Arah Dunia
Ketika Sejarah Mengulang Diri, muncul pula pergeseran kekuatan dunia dari dominasi Barat menuju multipolaritas. BRICS—yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan—menjadi simbol kebangkitan kekuatan ekonomi baru yang menantang hegemoni tradisional negara-negara Barat.
Namun jika di tilik lebih jauh, sejarah aliansi seperti ini bukan hal baru. Selama Perang Dingin, blok Timur dan blok Barat terbentuk dari semangat yang sama: mencari keseimbangan kekuasaan. Kini, BRICS mencoba membuka jalur baru di tengah dunia yang semakin kompleks. Dengan retorika anti-hegemoni dan keinginan menciptakan sistem keuangan alternatif dari dominasi dolar. Dalam konteks ini, sejarah kembali memainkan peran sebagai cermin dan pengingat bahwa dunia terus berputar dalam pola yang mirip.
Gencatan Senjata: Harapan Lama di Tengah Krisis Baru
Ketika Sejarah Mengulang Diri, upaya gencatan senjata di berbagai konflik—seperti Ukraina–Rusia, Palestina–Israel, hingga konflik di Sudan—menjadi refleksi dari upaya damai yang terus di uji. Dari masa Perjanjian Versailles hingga perjanjian Oslo. Dunia berkali-kali belajar bahwa perdamaian bukan hanya soal menurunkan senjata, tetapi juga menyembuhkan luka sejarah yang dalam.
Diplomasi yang dibangun hari ini akan lebih kuat jika belajar dari kegagalan masa lalu. Negosiasi yang mengabaikan keadilan historis hanya akan menunda konflik, bukan menyelesaikannya. Oleh karena itu, memahami sejarah bukan hanya pelajaran akademik, tapi kebutuhan praktis untuk menciptakan masa depan yang lebih stabil.
Ketika Sejarah Mengulang Diri, kita di ingatkan bahwa memahami masa lalu bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Dunia tidak berjalan maju tanpa membawa beban sejarah. Dalam politik global, setiap keputusan hari ini hampir selalu memiliki bayangan masa lampau—yang, jika di abaikan, akan kembali menghantui masa depan.